Rabu, 07 September 2011

Disaat aku mencintaimu! #cerpen


Aku inginkan dirimu
Datang dan temui aku
Kan ku katakan padamu
Aku sangat mencintai dirimu..
*****
                    Rintik hujan menemani gadis ini. Menerawang indah jauh ke batas alam sadar manusia. Berangan-angan yang sebenarnya hanyalah mimpinya. Sungguh, kecewa yang dirasakannya sekarang. Bukan karena pacar atau kekasihnya yang pergi atau menduakan dirinya. Ia sangat kecewa kenapa sahabatnya melupakan dirinya setelah dia mempunyai dambaan hati yang telah lama diimpikan? Apa seorang sahabat sama sekali tak berharga dibandingkan pacar?

                    Ia tarik nafas berat. Lalu menatap butir-butir air hujan jatuh ditelapak tangannya. Ia berangan ingin seperti burung yang terbang bebas tanpa ada penghalang. Ingin seperti kupu-kupu yang dengan lincahnya terbang kesana kemari. Ia sekarang bagai burung dalam sangkar yang tak bisa melakukan apa-apa.Cuma bisa berdiam diri menatap kemirisan ini.

                    Ia menyenderkan kepalanya ke tepian ranjang. Lalu menarik lututnya dan memeluknya erat. Menatap sebuah figura bingkai fhoto terpampang didepan matanya. Melekat dengan indah disertai tawa senyum dari yang berada didalamnya. Ia tersenyum tipis, andai kejadian itu bisa diulangnya. Ingin kembali ke masa lalu dimana ia ingin menghindari perasaan ini kalau akhirnya harus terluka.

“hhh..” Desahnya pelan. Matanya kini memanas menbendung air mata yang sedari tadi ditahannya. Tak ingin mengeluarkan air mata lagi, tekadnya. Namun, apa daya. Kekokohannya untuk menahan air mata ini roboh begitu saja. Ia menangis terisak.

“Kka. Kenapa kamu ningggalin aku? Kenapa? Aku ini sahabat kamu! Kenapa kamu tega ninggalin aku Cuma karena Ify? Pacar barumu itu? Kenapa? Apa sahabat tak berharga dibanding pacar dihatimu? Aku yang selalu setia menemani kamu disaat kamu sedih maupun senang. Aku yang dengan setia merawat kamu sakit apabila orang tuamu sedang bekerja. Aku yang rela mendengarkan semua keluh kisahmu tentang, Ify. Yang membuat hatiku sakit, Kka. Sakit!” Isaknya pelan. Membuang semua unek-unek dihatinya. Namun sama sekali itu belum puas baginya kalau tak melampiaskannya langsung kepada Cakka. Dihadapan Cakka. Yang didengar Cakka.

“Pasti sekarang kamu sedang asyik sama Ify ya, Kka? Gak ada waktu lagi buat kita kayak dulu disaat hujan begini sering keliling kompleks bersama berhujan-hujanan? Itu semua mustahil, Ag. ITU SEMUA MUSTAHIL! AGNI SADAR DONG!” Teriaknya parau. Suara nya seakan habis sudah untuk semua ini. Menangisi hal yang sama sekali tak akan berbalik kepadanya. Ia menggenggam kuat selimutnya. Mencoba menahan agar tubuhnya tak bergetar menahan semua ini.

*****

“Agni..” Panggil seseorang. Agni menoleh dan mendapati sosok yang sudah dikenalnya. “Boleh kita bicara sebentar?”Pintanya. Agni berfikir sejenak lalu mengangguk. Gadis itu segera menarik Agni ke taman belakang sekolah yang masih sepi karena ini baru pukul 06.30. Agni menatap heran gadis yang didepannya ini mengapa membawanya ke tempat seperti ini. Sangat sepi. Terlihat dimuka gadis itu terdapat keseriusan yang tak bisa ditebak. Agni Cuma mengangkat alisnya sebelah tanda bingung.

“Kenapa, Fy? Kok ngebawa aku kesini?”Tanya Agni yang bingung. Yah, gadis itu adalah Ify. Pacar Cakka. Ify menggenggam kuat bahu Agni yang membuat Agni kesakitan. Tubuhnya bergetar yang dapat dirasakan oleh Agni.

“Please, relain Cakka buat gue, Ag! Buat gue,” Pintanya dengan suara serak. Air matanya merambas begitu saja. Ify menangis, ia duduk terjatuh diatas rumput taman belakang sekolahnya. Ia menutup kedua matanya dengan kedua tangannya. Menangis yang dilakukannya sekarang. Agni menatapnya dengan perasaan campur aduk. Iba, bingung, heran dan perasaan lainnya. Ify kenapa bisa bicara seperti itu?

Agni duduk berjongkok disamping Ify. Ia mengelus bahu Ify pelan. Menenangkan gadis yang didepannya ini. “Fy, kok bicara gitu? Aku relain Cakka buat kamu kok. Walaupun aku gak rela emang Cakka siapa aku sih? Bukan siapa-siapa kan? Kami Cuma temenan, Fy. Gak lebih, dan juga Cakka milik kamu seutuhnya.”

Ify mendongakkan kepalanya. Menatap gadis yang disampingnya ini. “Beneran, Ag?” Tanya Ify. Matanya sedikit memancarkan kebahagiaan yang tulus dari dalam hatinya. Agni mengangguk mantap. “Thanks, Ag.” Ify lalu memeluk Agni erat. Agni membalas pelukan Ify. Air matanya merambas begitu saja. Betapa bimbangnya ia sekarang. Agni ingin Cakka kembali ke kehidupannya. Tapi ia tak tega dengan Ify yang begitu mencintai Cakka.

“Kayaknya aku harus mengalah demi Ify.” Batin Agni miris. Ia segera menghapus air matanya yang tadi berjatuhan sebelum Ify melepaskan pelukannya dan melihat Agni menangis.

                       Dilain tempat. Cakka melihat kejadian itu. Ia tak menyangka Agni akan sebaik itu demi melepas dirinya untuk orang lain. Merelakan kebahagiaan dirinya sendiri untuk orang lain. Cakka merutuki dirinya sendiri. Mengapa tak bisa peka terhadap perasaan gadis yang selama ini disampingnya? Selalu menemaninya? Bodoh. Memang bodoh! Namun, semua sudah terjadi. Ia sudah menjadi milik orang lain yang sangat mencintai dirinya begitupun dengannya. Ia segera membalikkan badannya untuk pergi dari sana.

“Fy. Sekarang jangan nangis lagi ya.” Ucap Agni. Ia segera melepaskan pelukan Ify terhadap dirinya. Ify mengangguk.

“Gue selama ini udah salah nilai lo ya, Ag. Gue kira lo jahat. Namun, hati lo sebaik embun.” Ucap Ify tulus dari dalam hatinya. Agni terkekeh kecil. “Jangan berlebihan, Fy. Aku biasa saja kok.” Balas Agni lembut.

*****
“Agni. Aku mau bicara sama kamu.” Panggil Cakka saat Agni berjalan dikoridor sekolahnya yang sudah sangat sepi. Mengapa Cakka menunggu dirinya? Padahal Agni sudah berniat pulang untuk lebih telat daripada yang lain agar bias menghindari Cakka. Tapi kenapa malah ia menunggu dirinya?

Agni mempercepat langkahnya agar bias terhindar dari Cakka. Namun, Cakka lebih cepat dari dirinya. Cakka menarik tangannya hingga Agni tersender ditembok. Cakka mengurung Agni dengan kedua tangannya. Agni sama sekali tak bias berkutik lagi.

“Agni. Please dengerin aku ngomong.” Bisiknya lembut ditelinga Agni yang bisa membuat Agni terhipnotis dan hanya bisa merasakan hembusan nafas yang sekarang bisa dirasakannya dengan lembut dan nyaman.

“Aku tau kamu suka sama aku, Ag. Cinta sama aku. Kenapa kamu gak bilang dari dulu?” Tanya Cakka. Agni mengalihkan pandangannya dari mata elang Cakka yang mampu menusuk dirinya sampai kedalam hatinya. “Tatap aku, Ag.” Pinta Cakka lalu menarik muka Agni agar menghadap ke dirinya. Agni hanya bisa diam dalam seribu bahasa menatap mata indah Cakka yang meneduhkan.

Cakka mendekatkan wajahnya ke wajah Agni. Hembusan nafas mereka terdengar oleh keduanya. Agni hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya. Menunggu sesuatu yang akan dilakukan Cakka terhadap dirinya. Agni merasakan benda lembut dan basah mengenai bibirnya. Cakka melumat bibir tipis mungil Agni pelan selama beberapa menit. Agni hanya bisa merasakan kelembutan yang dapat dirasakannya sekarang. Cakka melepaskan bibirnya  dari bibir Agni. Agni membuka matanya dan menatap keteduhan wajah sosok orang yang dicintainya ini. Ia memeluk Cakka erat.

“Aku sayang banget kka sama kamu. Jujur, aku gak rela ngeliat kamu dengan Ify. Aku sayang kamu. Aku pengen kamu jadi milikku, Kka.” Isak Agni pelan didalam pelukan Cakka. Cakka membelai rambut gadis didepannya ini dengan lembut perasaan kasih sayang. Ia memeluk erat Agni seakan tak ingin melepaskannya.

“Aku juga sayang kamu, Ag.” Balas Cakka lalu mencium puncak kepala Agni. Agni semakin erat memeluk Cakka.

Sementara Ify ditempat lain hanya bisa menangis tertahan melihat adegan didepan matanya ini. Rupanya memang ia yang harus mengalah. Ia segera menghapus air matanya dan ingin beranjak dari sana. Tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Hangat. Tak pernah ia merasakan kehangatan pelukan dari Cakka seperti ini. Ia melihat kebelakang,

“Riiooo?!”

*****

Tidak ada komentar: