Senin, 15 Agustus 2011

Kisah Seorang Fans #cerpen

Aku merupakan salah satu sosok dari puluhan ribu orang yang menganggumi CAKKA KAWEKAS NURAGA. Namun aku tak seberuntung lainnya. Yang pernah ketemu Cakka ataupun bersanda gurau dengannya. Aku cuma bisa melihatnya dari Tv maupun Twitter dan Facebooknya. Aku tinggal jauh dipelosok desa. Yang mungkin saja tak satupun ada orang yang mengetahui tempat tinggalku ini.
***
"Kapan yah aku bisa ketemu Cakka?" Renungku disore hari didekat tepi bukit. Angin sangat sejuk sore itu.
"Kapan aja bisa kok." Ucap seseorang dibelakangku yang tiba-tiba saja datang. Dia lalu duduk disampingku. Aku cukup mengenalnya. Dia Alvin. Sahabatku. Walaupun aku seorang perempuan. Tapi sahabatku kebanyakan laki-laki.
"Tapi kapan ??" Tanyaku padanya.
"Suatu saat nanti :)" Jawabnya.
"Aku ingin bertemu dengannya sebelum semuanya berakhir." Ucapku dengan tatapan kosong.
"Berakhir ?? Maksud mu ?? Jangan berpikiran yang enggak-enggak." Ucapnya. Mungkin dia tak merasa nyaman dengan ucapanku.
"Iya. Iya." Ucapku seadanya. Alvin cuma tersenyum simpul.
"Ayok pulang. Nanti penyakitmu kambuh terlalu banyak kena angin." Ucap Alvin perhatian denganku. Aku cuma mengangguk dan tersenyum. Sahabat-sahabatku mengetahui aku sudah tergila-gila dengan sosok CAKKA KAWEKAS NURAGA. Dimana saja kutulis namanya. Dikotak pensil, dibuku tulis, dibuku harian. Semuanya penuh dengan namanya. Tapi apakah dia tau ada seorang fans seperti ku?
***
@My Bedroom

Aku segera duduk lalu membuka laptopku. Walaupun didaerah pedesaan. Namun jaringan disini cukup bagus. Ku buka Twitterku dan kulihat Cakka juga online twitter waktu itu.
"Yess. Cakka online." Ucapku girang. Langsung saja ku kirim mentions pada Cakka.

@LolipopCLuverS: @cakkaNRG Cakka.. Ayolah balas mention ku :)

Beberapa lamanya ku tunggu. Mentions ku tak kunjung dibalas oleh Cakka. Yang dibalas cuma anak-anak CLs lainnya. Akupun mengirimkan mentions lagi.

@LolipopCLuverS: @cakkaNRG Yah cakka. Mention ku dikacangin :( kok yang lain dibalas sedangkan aku enggak?
........
@LolipopCLuverS: @cakkaNRG ayolah Cakka. Aku ingin dapat ucapan dari kamu. Untuk menyemangati hidupku yang tak berapa lama lagi :(

Dan ini yang terakhir kalinya aku mentions Cakka hari ini. Sudah 100mentions yang ku kirim. Namun tak kunjung dibalas. Sedih memang. Aku sebenarnya iri sama CLs yang lain. Yang dibalas mentionnya, yang bisa bertemu tiap hari dan bersanda gurau dengannya. Rasanya aku ingin pindah kesekolahan Cakka. Ingin rasanya aku menangis. Ku lihat MARIO STEVANO ADITYA HALING juga online. Aku coba-coba memention dengannya. Dan ternyata dibalas. Tapi aku tak senang dengan hal itu. Karena dia bukan idolaku.

"Andai Cakka kayak Rio." Lirihku. Aku lalu mematikan laptopku. Entah mengapa aku sekarang merasa capek. Dan aku pun tertidur pulas.
***
@Sekolah

Aku berjalan dikoridor sekolahku sambil menenteng tas yang berisi laptopku. Memang, sekolahku tak melarang siswa-siswinya bagi yang membawa laptop,handphone, atau yang lainnya. Kecuali senjata tajam dan majalah porno.

"Hooiii!!"
"Maling ayam nepuk gue." Latah ku saat ada yang memegang pundakku. Ternyata yang memegang pundakku adalah Alvin.
"Maling ayam? Masa maling ayam cakep gini?" Ucapnya bernarsis ria. Aku cuma geleng-geleng kepala melihat salah satu sahabatku ini.
"Iya cakep. Diantara ayam-ayam." Ucapku lalu berjalan menuju kelasku meninggalkan Alvin.
"Hey. Tunggu!!" Teriaknya lalu menyusulku. Namun Alvin pergi ke kelasnya sendiri.

@Kelas

Dikelas masih cukup sepi. Memang, ini masih terlalu pagi. Baru jam 06.00. Daripada aku merenung tak jelas. Mending aku mendownload fhoto-fhoto Cakka. Aku segera membuka laptopku. Lalu jari-jari kecilku mengetikkan sebuah kata 'Cakka ganteng' di layar laptopku disebuah kolom kecil dipencarian google. Lalu tak berapa lama muncullah fhoto-fhoto Cakka yang mungkin bisa dibilang cukup keren.
"Cakka lagi. Cakka lagi." Ucap seseorang tiba-tiba. Aku cuma cengengesan.
"Emangnya kenapa ?? Gak boleh ??" Tanyaku tetap fokus pada layar laptop.
"Boleh. Tapi jangan sampai memikirkan pengen ketemu dia kamu jadi Drop." Ucapnya. Aku cuma mengangguk.
"Iya. Iya. Tumben gak sama Pacarmu." Ucapku pada Sivia. Yups. Sahabatku yang perempuan.
"Pacar ?? Maksudmu Alvin ??" Tanyanya lalu duduk disampingku.
"Iyyaa. Siapa lagi. Masa Udin sedunia. Emang pacarmu ada berapa?" Ucap dan tanyaku.
"Au ah." Ucapnya. Aku cuma geleng-geleng kepala dan masih saja mendownload fhoto Cakka.
"Selesaii." Ucapku lalu mematikan laptopku.
"Berapa Fhoto yang kamu download??" Tanya Sivia.
"Dikit doang kok." Jawabku.
"Tumben dikit. Berapa ??"
"Cuma 200 Fhoto doang." Jawabku seadanya. Mata Sivia melotot.
"Gila. 200 ?? Kamu bilang dikit. Astaga." Kagetnya. Aku cuma cengir-cengir doang.
"Jadi sekarang ada berapa Fhoto Cakka dilaptop kamu??" Tanya Tania.
"500 fhoto. Udah ah. Kamu nanya mulu." Ucapku. Sivia cuma bisa geleng-geleng kepala.
***
@Rumah

"Capek." Ucapku lalu duduk disofa diruang tamu. Mamah tiba-tiba datang dari arah dapur. Ada cairan yang mengalir dari hidungku.
"Sayang. Hidung kamu berdarah lagi." Panik mamaku.
"Udah ah,Ma. Udah biasa. Jadi mamah gak perlu panik." Ucapku tenang. Aku sudah tidak panik ketika melihat darah keluar dari hidungku. Itu menurutku sudah biasa. Sudah 7 tahun aku menjalani penyakit seperti ini.
"Tapi sayang..." Ucap mamaku yang masih saja khawatir.
"Gak papa kok,Ma. Aku mau ke kamar dulu yah." Ucapku lalu menuju kamar.

@My bedroom

"Capek aku berpenyakitan seperti ini." Lirihku. Tanpa diminta terukir butiran-butiran kecil yang keluar dari kelopak mataku.
"Jangan nangis. Aku gakmau nangis. Kan ada penyemangat hidupku." Ucapku sambil menghapus air mata dan melihat fhoto Cakka yang terpampang sangat besar didalam kamarku. Tiba-tiba kepalaku rasanya sakit dan pandangan hitam seketika. Aku tak sadarkan diri.
***
Aku menjalani rawat jalan alias cuma dirawat dirumah namun infus masih menempel ditanganku. Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Ingin aku mengakhirinya semua dengan membunuh diriku sendiri. Apa itu dosa? Ya. Itu dosa. Dosa sangat besar. Dan Tuhan tidak suka ada umatnya yang mengakhiri kehidupan dirinya sendiri. Dan aku tau itu adalah hal yang bodoh jika dilakukan. Sudah 3 jam aku tak sadarkan diri.
"Hiks.. Hiks" Terdengar suara orang menangis. Entah itu siapa. Aku tak tau. Aku mencoba perlahan mataku.
"Kamu sudah sadar,Sayang??" Ucap mamaku. Yup, orang yang menangis tadi ternyata adalah mamaku. Aku tersenyum lalu mengangguk.
"Kamu sudah 3 jam sayang pingsan." Ucap mamaku. Aku sedikit kaget namun mencoba bersikap biasa kembali.
"Sudah biasa!" Ucapku tersenyum. Senyum kepiluan.
"Yasudah. Mama tinggal dulu ya sayang." Aku mengangguk.
***
@Sekolah

Aku sudah merasa baikan. Dan hari ini berniat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar kembali.
"Hey. Kenapa sekolah? Bukannya masih sakit?" Tanya seseorang. Aku tersenyum.
"Udah mendingan kok." Jawabku.
"Aku temenin ke kelas ya." Tawarnya. Aku mengangguk. Sesampainya di kelas.
"Wajahmu pucat!" Ucapnya.
"Gakpapa kok,Vin. Kamu ke kelas aja. Aku gak papa kok." Ucapku. Orang itu sahabatku. Yaitu Alvin. Alvin mengangguk. Baru saja Alvin melangkahkan kakinya. Pandanganku buram dan aku..

Brukk..

Aku terjatuh. Semua jadi gelap. Dan aku merasa ada seseorang yang membopongku entah kemana.
***
@Rumah Sakit

Sudah lama aku koma setelah saat itu pingsan. Aku juga gak tau berapa lama aku koma. Dan sekarang aku coba untuk membuka mataku.
"Kamu sadar sayang ??" Ucap mamaku girang. Aku cuma bisa tersenyum.
"Mah.." Panggilku.
"Iya sayang ??" Respon mamahku.
"Aku ingin ketemu Cakka sebelum semuanya berakhir." Lirihku. Suara ku hampir tak terdengar.
"Cakka ??"
"Iya mah. Mamah mau kan?" Ucapku. Mamahku mengangguk.
"Iya sayang. Mamah akan lakukan semua yang kamu minta." Ucap mama ku dengan butiran air mata yang keluar dari kelopak matanya. Aku mencoba ingin menghapusnya. Namun tanganku tak bisa ku gerakkan. Lemah. Sangat lemah aku sekarang.
"Berapa lama aku koma ??" Tanyaku lirih.
"Hampir satu bulan sayang." Jawab mamahku.
Hampir satu bulan? Ya Tuhan. Lama sekali aku koma.
"Ohh. Kapan mamah mau mendatangkan Cakka?" Tanyaku lagi.
"Hari ini mamah akan menelepon teman mama sayang." Jawab mamaku. Aku cuma tersenyum. Akupun memejamkan mataku.
***
"Pak. Bisa bantu saya ??"
"Iya bu. Ada apa ??"
"Anak saya ingin bertemu artis yang bernama Cakka. Apa Bapak bisa mengaturnya??"
"Bisa bu. Sangat bisa itu."
"Kalau bisa secepatnya ya,Pa."
"Iya bu."
"Terima kasih."
***
Sinar matahari memaksa menerobos masuk ke dalam ruangan rumah sakit dimana aku dirawat. Sudah hampir 1 bulan aku dirawat disini. Bosan, itu yang aku rasakan. Entah mengapa aku merasa umurku udah tidak lama lagi.
"Hallooooooo..." Teriak seseorang saat memasuki kamar inapku. Ternyata dia Alvin bersama Pacarnya,Sivia.
"Udah sembuh ??" Tanya Sivia lembut. Aku menggeleng.
"Kayaknya aku gak bakalan sembuh." lirihku.
"Kamu gak boleh kayak gitu. Mana kamu yang dulu ceria." Ucap Alvin. Aku cuma tersenyum.
"Makasih yah udah datang. Tadi aku ngerasa sepi banget disini. Mana mama lagi ngurus kedatangan Cakka kesini. Hehe." Ucapku. Sivia dan Alvin melotot.
"Cakka ??" Ucap mereka serempak.
"Iya. Kenapa ??"
"Gak papa." Ucap mereka serempak lagi.
Sivia dan Alvin memang sahabatku yang sangat perhatian. Aku merasa senang karena bisa kenal mereka. Namun aku bersama mereka mungkin tidak lama lagi. Tiba-tiba nafasku terasa sesak. Sivia dan Alvin panik. Aku gak tau sekarang. Apakah mungkin sekarang Nyawaku akan dicabut?
***
"Ma.. Ma..." Ucapku terbata-bata. Menahan rasa sakit yang luar biasa sakitnya ini. Ku lihat Sivia menangis dipelukan Alvin.
"Iya sayang ??" Jawab mamaku dengan bercucuran air mata.
"Ma.. Na.. Cakk..a ma..h? Ak..u ra..s.a h.idup..ku ud..ah.. Ga..k lama.. Lagi." Ucapku yang masih saja tetap terbata-bata.
"Kamu jangan ngomong gitu." Teriak Sivia diiringi isakannya. Aku berusaha untuk tersenyum. Namun tetap saja mukaku yang pucat tak tertutupi.
"Bentar lagi sayang. Kamu harus kuat." Ucap mamaku. Air mata tak berhenti mengalir dari matanya.
"Akk..uu.. S..aya..ang ma..mahh.. T..ollonng.. Sammpai..kan sala..mku.. Un..tuk Cakka.. Da..an aku sa..y..ang ka..lliiann.." Ucapku terakhir kalinya dan akupun telah menutup mata dipanggil sang kuasa. Mamahku menangis sejadi-jadinya. Alvin dan Sivia pun ikut menangis. Sivia sempat pingsan saat aku telah tiada. Tiba-tiba ada seseorang datang. Dia terpaku saat melihat aku tlah diselimuti dengan wajah yang sangat pucat dan ditangisi. Dia adalah Cakka. Pangeran yang selama ini aku puja-puja.
"Mana Dia tante??" Tanya Cakka pada Mamahku yang seolah-oleh tidak percaya apa yang dilihatnya.
"Ini dia.." Tunjuk mamahku pada diriku yang telah ditutupi oleh selimut. Cakka menjatuhkan barang yang ditangannya yang sebenarnya untuk ku. Namun dia terlambat. Tiba-tiba saja Sivia menarik tangan Cakka dan membawanya ke suatu tempat.
"Ngapain kamu bawa aku kesini??" Tanya Cakka pada Sivia.
"Coba lihat." Ucap Tania menunjuk sebuah pohon. Cakka terperangah melihatnya. Pohon yang cukup besar itu sangat banyak namanya tertulis disana.
"Siapa yang menulis itu semua??" Tanya Cakka.
"Orang yang kamu lihat tlah terbaring tanpa nyawa dirumah sakit itu yang menulisnya." Jawab Sivia lalu menangis disana. Dipinggir bukit dimana aku sering kesana. Tak terasa air mata Cakka jatuh menetes. Sivia pun menarik Cakka lagi. Dia membawa Cakka kekamarku.
"Coba lihat." Ucap Sivia saat dia membawa Cakka kekamarku. Cakka terperangah melihat Hampir semua tembok kamarku terpampang Fhotonya.
"Bukan cuma itu. Coba kamu lihat ini." Ucap Sivia lalu membuka laptopku yang berisi 500 Fhoto Cakka.
"Dan kamu pernah liat orang yang beratus-ratus kali mementionmu di twitter namanya @LolipopCLuverS ?" Tanya Sivia. Cakka mengangguk.
"Itu dia. Dan kamu tak satupun pernah membalas mentionya. KAMU JAHAT." Emosi Sivia.
"Maaf. Aku tidak tau. Saat ada mention nya yang berisi tentang hidupnya yang tak lama lagi. Kiraku itu cuma bohongan." Jujur Cakka. Sivia cuma geleng-geleng kepala.
***

Berakhirlah sudah kehidupanku. Berakhir juga sudah cintaku kepada Cakka. Aku hanya seorang Fans yang tidak beruntung. Bertemu Cakka saat kondisi ku sudah tidak ada lagi di dunia.

Tidak ada komentar: